Minggu, 08 Januari 2012

KITAB-KITAB SUCI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Agama merupakan salah satu hak yang paling asasi dari manusia.  Kebutuhan diri manusia akan adanya Tuhan merupakan pangkal dari arti pentingnya sebuah agama karena di dalam agamalah terdapat ajaran tentang ketuhanan.
Salah satu bukti adanya Tuhan adalah dengan adanya kitab suci yang di dalamnya berisi tentang kebenaran, perintah, larangan, pujian, tata cara peribadatan kepada Tuhan. Kitab suci secara umum di bagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kitab suci Samawi (berdasarkan wahyu) dan kitab suci Thabi’i (karangan pendiri, pendeta, rahib, pemimpin agama).
Perbedaan tersebut menjadikan agama terpecah juga menjadi dua yaitu agama ardhi dan agama samawi. Agama ardhi merupakan agama yang berasal dari penokohan orang alim atau berilmu dn pada selanjutnya mendapatkan penganut dalam perkembangannya, sedangkan agama sanawi meruakan agama yang berasal dari Tuhan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis utarakan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana kitab-kitab dari agama Samawi?
2.      Bagaimana kitab-kitab dari agama thabi’i?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis utarakan di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Bagaimana kitab-kitab dari agama Samawi.
2.      Bagaimana kitab-kitab dari agama thabi’i.


BAB II
KITAB-KITAB SUCI

A.    Kitab Berasal dari Wahyu (Samawi)
Agama Samawi merupakan agama yang berasal dari wahyu, kriteria sebuah agama dapat dikategorikan menjadi agama Samawi adalah: Konsep Ketuhannya adalah Esa atau Tunggal, adanya nabi sebagai utusan dari Tuhan sebagai pembawa risalah untuk umatnya, ada penganut yang mengakui kebenaran dan menjalankan segala perintah serta aturan yang ada di dalamnya, adanya kitab suci yang berasal dari Tuhan bukan buatan manusia.
Ciri dari kitab agama Samawi adalah kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia. Diturunkan lewat malaikat Jibril alaihissalam, kepada para nabi. Lalu para nabi mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan wahyu itu sebagai kitab suci. Itu adalah proses turunnya Al-Quran atau bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu sekaligus dalam satu penurunan, seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang turun kepada Bani Israil.[1]
Di sisi isi materi, umumnya kitab suci agama samawi berisi aturan dan hukum. Kitab-kitab itu bicara tentang hukum halal dan haram. Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, Yahudi atau pun Nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi banyak.
Kitab suci samawi terdiri dari:
1.      Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti. Kata Zabur berasal dari bahasa Arab yang dapat disamakan dengan Zimra dalam bahasa Ibrani, dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai psalm dalam Mazmur 81:2 dan 98:5. Kata ini diartikan sebagai lagu ataupun musik, sama seperti dalam Keluaran 15:2, "Tuhan adalah kekuatanku dan pujianku." Kata ini juga dapat disetarakan kata Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur/psalm) yang merupakan turunan dari kata "Zamar" yang berarti "menyanyi, menyanyikan lagu pujian dan membuat lagu."[2]
Dalam Al-Qur'an, kitab Zabur disebut sebanyak tiga kali:
z$oY÷s?#uäur yŠ¼ãr#yŠ #Yqç/y ÇÊÏÌÈ
Artinya: "...Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (An-Nisaa': 163).[3]
y7š/uur ÞOn=ôãr& `yJÎ/ Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ôs)s9ur $uZù=žÒsù uÙ÷èt/ z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# 4n?tã <Ù÷èt/ ( $oY÷s?#uäur yŠ¼ãr#yŠ #Yqç/y ÇÎÎÈ
Artinya: "DanTuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur kepada Daud." (Al-Israa':55). [4]
ôs)s9ur $oYö;tFŸ2 Îû Íqç/¨9$# .`ÏB Ï÷èt/ ̍ø.Ïe%!$# žcr& uÚöF{$# $ygèO̍tƒ yÏŠ$t6Ïã šcqßsÎ=»¢Á9$# ÇÊÉÎÈ
Artinya: "Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur[5] sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh." (Al-Anbiyaa':105.[6]
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS dengan kandungan pelajaran antara lain:
-          Berisi Tauhid untuk menyembah Allah dan tidak mensekutukannya.
-          Perintah kepada kaum nabi Daud untuk berbuat kebaikan dan memenuhkan takaran
-          Kiab ini hanya digunakan dan berfungsi untuk umat nabi Daud as saja.[7]

2.      Kitab Taurat
Kata Taurat berasal dari bahasa Arab untuk Torah (bahasa Ibrani), biasanya dimengerti sebagai hukum Musa (Hazrat Musa). Al-Qur'an memberikan pernyataan yang cukup banyak mengenai Taurat dibandingkan dengan Al-kitab (Bible):
!$¯RÎ) $uZø9tRr& sp1uöq­G9$# $pkŽÏù Wèd ÖqçRur 4 ãNä3øts $pkÍ5 šcqŠÎ;¨Y9$# tûïÏ%©!$# (#qßJn=ór& tûïÏ%©#Ï9 (#rߊ$yd tbqŠÏY»­/§9$#ur â$t6ômF{$#ur $yJÎ/ (#qÝàÏÿósçGó$# `ÏB É=»tFÏ. «!$# (#qçR%Ÿ2ur Ïmøn=tã uä!#ypkà­ 4 Ÿxsù (#âqt±÷s? }¨$¨Y9$# Èböqt±÷z$#ur Ÿwur (#rçŽtIô±n@ ÓÉL»tƒ$t«Î/ $YYyJrO WxŠÎ=s% 4 `tBur óO©9 Oä3øts !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÍÍÈ $oYö;tFx.ur öNÍköŽn=tã !$pkŽÏù ¨br& }§øÿ¨Z9$# ħøÿ¨Z9$$Î/ šú÷üyèø9$#ur Èû÷üyèø9$$Î/ y#RF{$#ur É#RF{$$Î/ šcèŒW{$#ur ÈbèŒW{$$Î/ £`Åb¡9$#ur Çd`Åb¡9$$Î/ yyrãàfø9$#ur ÒÉ$|ÁÏ% 4 `yJsù šX£|Ás? ¾ÏmÎ/ uqßgsù ×ou$¤ÿŸ2 ¼ã&©! 4 `tBur óO©9 Nà6øts !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqßJÎ=»©à9$# ÇÍÎÈ
Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (Al Maa-idah: 44-45).[8]

Dari ayat di atas dapat disimpulkan pokok ajaran taurat adalah:
-          Ajaran Tauhid kepada Allah.
-          Kitab ini untuk bangsa Yahudi, Bani Israil, Nasrani atau kaum nabi Musa As.
-          Berisi ajaran Qisas yaitu pembalasan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
-          Berisi kisah-kisah umat atau bangsa Bani Israil mulai dari perjuangan melawan Fir’aun sampai menetap di daerah Jerusalem Palestina (Israel).
-          Tata cara taubat umat nabi Musa AS adalah dengan membunuh dirinya sendiri (bunuh diri) baru diterima taubatnya.

3.      Kitab Injil
Injil merupakan kata dari bahasa Arab yang setara dengan kata Yunani "euaggelion,"evangel atau "gospel" dalam bahasa Inggris. Kata ini muncul 12 kali dalam Al-Qur'an, diantaranya:
§NèO $uZøŠ¤ÿs% #n?tã NÏd̍»rO#uä $oYÎ=ßãÎ/ $uZøŠ¤ÿs%ur |¤ŠÏèÎ/ Èûøó$# zOtƒötB çm»oY÷s?#uäur Ÿ@ÅgUM}$# $oYù=yèy_ur Îû É>qè=è% šúïÏ%©!$# çnqãèt7¨?$# Zpsùù&u ZpuH÷quur ºp§ÏR$t6÷duur $ydqããytGö/$# $tB $yg»uZö;tGx. óOÎgøŠn=tæ žwÎ) uä!$tóÏGö/$# ÈbºuqôÊÍ «!$# $yJsù $ydöqtãu ¨,ym $ygÏFtƒ$tãÍ ( $oY÷s?$t«sù tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä öNåk÷]ÏB óOèdtô_r& ( ׎ÏWx.ur öNåk÷]ÏiB tbqà)Å¡»sù ÇËÐÈ
Artinya: "Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka kami berikan kepada orang-orang yang beriman diantara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang yang fasik.". (Al-Hadiid: 27)[9]

Referensi di atas sangatlah menarik untuk beberapa alasan berikut ini. Pertama, menyatakan bahwa ajaran Isa AS adalah Injil yang diberikan Allah, yang diyakini saudara-saudara Muslim benar-benar dikatakan dan ditulis oleh Nabi Isa sendiri. Kedua, Allah telah menjadikan dan memerintahkan umat Kristen untuk penuh belas kasihan dan pengampunan.
Isi ajaran di dalam Injil adalah:
-          Injil yang dimaksud dalam kitab Samawi adalah Injil yang diterima olah nabi Isa dari Allah sebelum adanya interfensi dan campur tangan dari manusia seperti saat ini.
-          Di dalam Injil berisi ajaran Tauhid kepada Allah.
-          Injil merupakan penyempurnaan dari Zabur dan Taurat.
-          Berisi tentang nilai-nilai kasih sayang kepada sesama.

4.      Kitab Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diturukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Maialikat Jibril AS memiliki berbagi keistimewaan/keutamaan dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya sebagai berikut di bawah ini :
a.       Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta segala zaman / periode waktu.
b.      Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-qur'an dapat dipengaruhi jiwanya.
c.       Memutus rantai taqlid yang menghilangkan kebebasan berfikir serta memperlemah kemampuan berupaya dan berkarya manusia.
d.      Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
e.       Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami hukum dunia manusia.
f.       Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya. Penentu perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah Taqwa.
g.      Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.[10]

B.     Kitab Agama Thabi’i
Sedangkan agama ardhi/Thabi’i seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan lainnya, meski juga punya kitab yang dianggap suci, namun bukan wahyu yang turun dari langit. Kitab yang mereka anggap suci itu hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau pun pendiri agama itu. Bukan wahyu, bukan Firman, bukan Kalamullah, bukan perkataan Tuhan. Dari sisi isi materi, kitab suci agama ardhi umumnya lebih banyak bicara tentang pujian, kidung, nyanyian, penyembahan.[11]
Contoh dari kitab Thabi’i adalah:
1.      Kitab Weda
Kitab suci Weda merupakan ''peta'' kehidupan bagi umat Hindu, Berbeda dengan ajaran agama lain, Hindu memiliki banyak "kitab keagamaan" yang disucikan oleh penganutnya.
Kitab-kitab suci Hindu secara luas dalam dikelompokkan dalam 2 golongan: yaitu Sruti (itu yang didengar) dan Smriti (itu yang diingat). Kedua kelompok kitab-kitab suci ini dianggap "wahyu Tuhan" karena dalam pembuatannya dianggap mendapat inspirasi Tuhan.Kitab-kitab tersebut selanjutnya disebut  Weda, yang berarti pengetahuan.
Ada empat kelompok Weda yang memberikan pelajaran tentang kebenaran tertinggi dan penuntun untuk menuju Tuhan.
Tiga kitab Weda pertama disebut sebagai Tri Weda, yang terdiri dari:
a.       Rig Weda (Weda Nyanyian Pujaan, Weda of Hymns)  terdiri dari 1028 nyanyian pujaan atau hymne (dalam sepuluh buku) kepada para Dewa, seperti Indra dan Agni.
b.      Yajur Weda (Weda of Liturgy) berkaitan dengan pengetahuan upacara. Berisi tentang berbagai aturan yang menjelaskan bagaimana melaksanakan semua upakara, ditulis dalam bentuk prosa dan puisi.  Weda ini sesungguhnya buku untuk pendeta, bahkan menjelaskan aturan membuat sebuah altar dan tata ritual upacara adalah bagian penting dari Weda ini.
c.       Sama Weda (Weda of Music) berkaitan dengan pengetahuan pengucapan mantra (chants). Weda ini terdiri dari 1549 sloka. Sama Weda dinyanyikan oleh para Reshi ketika upacara korban Soma dilakukan. Sampai ukuran tertentu banyak dari sloka Weda ini merupakan pengulangan dari Rig Weda, dinyanyikan dalam bentuk melodi. Mantra dalam Weda ini ditujukan kepada Soma (bulan), Agni (api) dan Indra (Tuhan surga).
Satu kitab pelengkap dari Sama Weda adalah Chandogya Upanishad (sejumlah teks yang mengungkapkan kebenaran spiritual tertinggi dan berbagai anjuran mengenai cara untuk mencapai kebenaran itu).
d.      Atharva Weda berisi pengetahuan yang diberikan oleh Maharesi Atharwa, terdiri dari 731 hymne dengan 6000 ayat. Beberapa orang mengatakan bahwa Atharwa bukan menyusun kitab ini tapi beberapa pendeta kepala dalam upacara yang berkaitan dengannya. Atharwa yang disebut dalam Rig Weda, dianggap sebagai putra pertama dari Tuhan Brahma, Tuhan Pencipta (God of Creation).  Atharwa Weda juga dikenal dengan Brahma Weda sebab ia digunakan sebagai manual oleh pendeta kepala upacara dan para Brahmin.  Kitab ini berisi rumusan-rumusan magis dan jampi-jampi.[12]

2.      Kitab Tripitaka
Tripitaka/Tipitaka atau 'Tiga Keranjang' terdiri dari vinaya pitaka (Kumpulan Disiplin Vihara), sutra pitaka (Kumpulan Ceramah/Dialog), dan abhidharma pitaka (Kumpulan Doktrin), dimana merupakan kitab suci yang dipakai dalam agama Buddha, dapat ditemukan dalam bahasa Pali dan bahasa Sanskerta. Perbedaan bahasa dalam kitab suci yang dipakai tersebut, akhirnya menjadi ciri khas masing-masing aliran yang ada dalam Buddhisme.
Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa Sang Buddha berbicara dengan bahasa Ardhamagadhi. Sedangkan berbagai sekte dalam sejarah Buddhisme mencatat sendiri sabda-sabda Sang Buddha dalam berbagai bahasa, antara lain sekte Sarvastivada (cikal bakal Mahayana) menggunakan bahasa Sansekerta, sekte Mahasanghika menggunakan bahasa Gandhari Prakrit, sekte Samitiya menggunakan bahasa Apabhramsa, sekte Sthaviravada (cikal bakal Theravada) menggunakan bahasa Paisaci. Sehingga jelas sekali bahwa Sang Buddha berbicara dalam berbagai bahasa.[13]
Di dalam kitab Weda/Budha ada ajaran tentang Delapan Jalan Kelepasan agar terlepas dari penderitaan mereka harus melalui 8 jalan kebenaran, yaitu:
a.       Percaya yang benar (Samma ditthi).
b.      Maksud yang benar (Samma sankappa), merupakan hasil “percaya yang benar” yakin bahwa jalan petunjuka budha adalah jalan yang benar.
c.       Kata-kata yang benar (Samma vaca), maksudnya orang harus menjauhkan diri dari kebohongan dan membicarakan kejahatan orang lain, mengucapkan kata-kata yang kasar, serta melakukan percakapan yang tidak senonoh.
d.      Perbuatan yang benar (Samma kammanta), maksudnya bahwa dalam segala perbuatan orang tak boleh mencari keuntungan sendiri.
e.       Hidup yang benar (Sama ajiva), maksudnya secara lahir dan batin orang harus murni atu bebas dari penipuan diri
f.       Usaha yang benar (Samma vayama), maksudnya seperti pengawasan hawa nafsu agar jangan sampai terjadi tabiat-tabiat yang jahat.
g.      Ingatan yang benar (Samma sati), maksudnya pengawasan akal, rencana atau emosi yang merusak kesehatan moral Semadi
h.      Semadi yang benar (Samma samadhi) Semadi itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu persiapan atau upacara semadi dan semadinya sendiri.[14]

























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ciri dari kitab agama Samawi adalah kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia. Diturunkan lewat malaikat Jibril alaihissalam, kepada para nabi. Lalu para nabi mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan wahyu itu sebagai kitab suci. Itu adalah proses turunnya Al-Quran atau bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu sekaligus dalam satu penurunan, seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang turun kepada Bani Israil.
Sedangkan agama ardhi/Thabi’i seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan lainnya, meski juga punya kitab yang dianggap suci, namun bukan wahyu yang turun dari langit. Kitab yang mereka anggap suci itu hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau pun pendiri agama itu. Bukan wahyu, bukan Firman, bukan Kalamullah, bukan perkataan Tuhan. Dari sisi isi materi, kitab suci agama ardhi umumnya lebih banyak bicara tentang pujian, kidung, nyanyian, penyembahan.

B.     Saran
Saran yang dapat penulis utarakan adalah:
1.   Di dalam beragama pasti ada perbedaan sehingga harus ditekankan rasa saling tenggang rasa antar sesame umat beragama.
2.   Di dalam seluruh ajaran agama dianjurkan untuk berbuat baik sehingga kepada seluruh umat beragama agar meningkatkan persatuab dan kesatuan.






DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hanafi, (2000), Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Depag RI, (2007), Al-Qur’an dan Terjemahnya Perkata, Jakarta: Syamil Al-Qur’an.
Harun Nasution, (2001), Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Press.


 


[2]Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 2001), hal. 14.
[3]Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Perkata, (Jakarta: Syamil Al-Qur’an, 2007), hal. 104.
[4]Ibid., hal. 287.
[5]yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh Kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan Kitab yang diturunkan kepada nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah Kitab Taurat.
[6]Ibid., hal. 331.
[7]Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 2000), hal. 58.
[8]Depag RI, Op.cit., hal. 115.
[9]Ibid., hal. 541.
[11]Ibid.
[14]Ibid.

1 komentar: